Kota Pangkalpinang

MENINJAU PERAN FISIOTERAPI DALAM KASUS -KASUS MUSCULOSKELETAL

0
Oleh : EVI SURYANI, A.Md.Ft

Upaya kesehatan yang semula hanya berupa usaha penyembuhan penderita, berkembang ke arah kesatuan menyeluruh upaya kesehatan bagi masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Untuk melaksanakan pembangunan serta mencapai derajat kesehatan yang optimal tersebut, maka diperlukan suatu pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelaksanaan kesehatan yang bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta diselenggarakan sesuai standar dan etika pelayanan profesi.

Fisioterapi merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi selama daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, dan komunikasi. Fisioterapi berperan dalam menangani kasus salah satunya kasus  gangguan musculoskeletal. Gangguan musculoskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang dimana sistem musculoskeletal melibatkan struktur yang mendukung anggota badan, leher dan punggung. Gangguan musculoskeletal seringnya merupakan penyakit degeneratif, penyakit yang menyebabkan jaringan tubuh rusak secara lambat laun. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan mengurangi kemampuan untuk bergerak, yang dapat menghambat kita dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dengan begitu pentingnya peranan fisioterapi  dalam menangani kasus gangguan musculoskeletal.

Gangguan muskuloskeletal adalah kondisi terjadinya gangguan fungsi pada ligamen, otot, saraf, sendi dan tendon, serta tulang belakang. Sistem muskuloskeletal tubuh sendiri adalah struktur yang mendukung anggota badan, leher, dan punggung.

A. Faktor Risiko Gangguan Muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal terjadi ketika kamu terlalu sering menggunakan atau menyalahgunakan sekelompok otot atau tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat. Risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Paksaan: Menggunakan kekuatan untuk melakukan suatu kegiatan, seperti mengangkat,    mendorong, menarik, ataupun membawa benda-benda berat.

2. Pengulangan: Melakukan tindakan sama berulang kali dengan otot atau sendi yang sama.

3. Postur: Membungkuk atau memutar tubuh kamu untuk waktu yang lama.

4. Getaran: Mengoperasikan mesin dan peralatan yang bergetar.

B. Penyebab Gangguan Muskuloskeletal

Penyebab nyeri muskuloskeletal bervariasi. Penyebab pasti dari nyeri dapat tergantung dari:

1. Usia: Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang rusak.

2. Pekerjaan: Beberapa pekerjaan membutuhkan tugas yang berulang atau menyebabkan sikap tubuh yang buruk, sehingga membuat kamu berisiko mengalami gangguan muskuloskeletal.

3. Tingkat aktivitas: Menggunakan otot terlalu berlebihan, maupun terlalu lama tidak aktif, seperti duduk sepanjang hari dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal.

4. Gaya hidup: Atlet lebih sering berisiko untuk gangguan muskuloskeletal.

Jaringan otot bisa rusak akibat kelelahan dengan kegiatan sehari-hari. Cedera atau trauma di suatu bagian yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba, kecelakaan mobil, dan jatuh juga dapat menyebabkan nyeri muskuloskeletal. Penyebab lain nyeri termasuk salahnya posisi tulang belakang dari postur tubuh yang buruk atau pendeknya otot dari kurangnya aktivitas. 

C. Gejala Gangguan Muskuloskeletal

Gejala akan bervariasi pada setiap orang, tetapi tanda-tanda dan gejala umum, termasuk:

1. Nyeri/ngilu.

2. Kelelahan.

3. Gangguan tidur.

4. Peradangan, pembengkakan, dan kemerahan.

5. Penurunan rentang gerak.

6. Hilangnya fungsi.

7. Kesemutan.

8. Mati rasa atau kekakuan.

9. Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.

D. Diagnosis Gangguan Muskuloskeletal

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat medis secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti dari rasa sakit. Kemudian, dokter mungkin menguji otot dan sendi untuk mengetahui:

1. Kelemahan atau degenerasi

2. Setiap kedutan yang dapat menunjukkan kerusakan saraf

3. Pembengkakan atau kemerahan

Maka dokter mungkin melakukan tes pencitraan untuk mengonfirmasi diagnosis jika terdapat gangguan tertentu. Lalu, melakukan rontgen untuk melihat tulang atau tes darah mengetahui penyakit rematik. 

E. Pengobatan Gangguan Muskuloskeletal

Untuk nyeri ringan atau sesekali, kamu bisa mendapatkan obat pereda nyeri yang dijual bebas. Sementara untuk sakit yang lebih parah, kamu mungkin perlu penghilang rasa sakit yang lebih kuat yang akan memerlukan resep dari dokter. Untuk nyeri yang berhubungan dengan pekerjaan, maka terapi fisik dapat membantu kamu menghindari kerusakan lebih lanjut dan mengontrol rasa sakit. Terapi manual atau mobilisasi dapat digunakan untuk mengobati masalah dengan keselarasan tulang belakang.

Pengobatan lain mungkin termasuk:

1.                  teknik relaksasi

2.                  terapi pijat

3.                  suntikan dengan obat anestesi atau anti-inflamasi

4.                  penguatan otot dan latihan peregangan

Jika tidak ditangani dengan baik, komplikasi, atau efek gangguan muskuloskeletal bisa menyebabkan nyeri yang berkepanjangan. 

F. Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal

Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu mencegah:

1. Letakkan benda yang sering digunakan dekat dengan kamu dan mudah diraih untuk menghindari peregangan berlebih pada lengan.

2. Gunakan mesin pembantu sebisa mungkin, seperti menggunakan troli dan bukan menjinjing tas belanja jika memang belanjaan kamu banyak atau menggunakan alat-alat listrik bukan alat-alat tangan.

3. Jika kamu perlu duduk untuk waktu yang lama, sebaiknya gunakan kursi yang empuk.

4. Mengatur meja kerja kamu secara efektif, seperti menempatkan pulpen dan telepon di sebelah kiri atau kanan tergantung dari posisi tangan.

5. Pertimbangkan menggunakan headset untuk ponsel jika kamu sering membuat panggilan telepon.

6. Batasi mengangkat beban yang berat.

7. Menggunakan desain alat yang berbeda yang menurunkan kekuatan dan mudah digenggam.

8. Beristirahat singkat saat melakukan kegiatan yang berulang atau dalam jangka panjang.

Leave A Reply

Your email address will not be published.