Kota Pangkalpinang

Bells Palsy

0

Oleh : El Arafah, A.Md. Ft

Bell’s palsy merupakan kelemahan yang terjadi pada salah satu sisi otot wajah yang sifatnya sementara. Sisi wajah yang terserang Bell’s palsy biasanya akan terlihat melorot. Umumnya, kondisi ini terjadi pada wanita hamil, pengidap diabetes, dan HIV.

Saraf yang rusak pada bagian wajah akan berdampak pada indra perasa dan cara tubuh menghasilkan air mata dan ludah. Umumnya, Bell’s palsy datang secara tiba-tiba dan membaik dalam hitungan minggu.

Bell’s palsy akan membuat separuh wajah tampak terkulai. Senyum hanya bisa satu sisi, dan mata di sisi yang terkena menolak untuk menutup. Kondisi ini juga dikenal sebagai kelumpuhan wajah perifer akut yang penyebabnya belum diketahui, dan dapat terjadi pada semua usia.

Penyebab pastinya belum diketahui. Hanya saja banyak ahli meyakini kondisi ini sebagai hasil dari pembengkakan dan peradangan saraf yang mengontrol otot-otot di satu sisi wajah. Atau mungkin juga reaksi yang terjadi setelah infeksi virus.

Faktor Risiko Bell’s Palsy

Faktor risiko Bell’s Palsy ditemukan adanya kaitan antara migrain dengan kelemahan pada wajah dan anggota gerak. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2015 mengungkapkan bahwa orang yang mengidap migrain mungkin berisiko lebih tinggi terkena Bell’s Palsy.

Selain itu, Bell’s Palsy lebih sering terjadi pada:

  • Orang berusia 15-60 tahun.
  • Mereka yang mengidap diabetes atau penyakit pernapasan bagian atas.
  • Wanita hamil, terutama pada trimester ketiga.
  • Memiliki infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek

Serangan berulang dari Bell’s palsy jarang terjadi. Namun, dalam beberapa kasus, ada riwayat keluarga dengan serangan berulang, menunjukkan kemungkinan Bell’s palsy memiliki kecenderungan genetik.

Penyebab Bell’s Palsy

Sampai saat ini penyebab Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena saraf yang mengendalikan otot wajah tertekan atau terganggu. Selain itu, kelumpuhan juga disebabkan oleh peradangan infeksi virus, diperkirakan salah satu virus yang menyebabkan Bell’s palsy adalah virus herpes.

Perlu diketahui bahwa Bell’s palsy tidak ada kaitannya dengan stroke. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya Bell’s palsy pada wajah:

  • Kelumpuhan wajah turunan, kondisi ini terjadi pada anak yang terlahir dengan kelemahan atau kelumpuhan pada wajah.
  • Cedera karena kecelakaan, terjadi karena luka robek pada dagu atau retak pada tulang tengkorak.
  • Cedera karena operasi, kondisi ini umumnya terjadi saat operasi kelenjar parotis.

Sementara itu, beberapa penyakit infeksi virus yang dicurigai ada hubungannya dengan bell’s palsy yaitu:

Gejala Bell’s Palsy

Bell’s Palsy menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap pengidapnya. Kelumpuhan yang terjadi pada satu sisi wajah bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Kelumpuhan sebagian (kelemahan otot ringan).
  • Kelumpuhan total (tidak ada gerakan sama sekali, tetapi kasus ini jarang sekali terjadi). 

Bell’s palsy juga membuat mulut serta kelopak mata pengidap akan terpengaruh, sehingga kedua bagian ini akan sulit untuk dibuka dan ditutup. Berikut adalah gejala yang Bell’s palsy yang perlu diketahui:

  • Nyeri telinga pada sisi wajah yang lumpuh.
  • Telinga yang terpengaruh akan lebih sensitif terhadap suara.
  • Berdenging di salah satu telinga atau keduanya.
  • Penurunan atau perubahan pada indra perasa.
  • Bagian mulut yang terpengaruh akan mudah berliur.
  • Mulut terasa kering.
  • Rasa sakit pada sekitar rahang.
  • Sakit kepala dan pusing.
  • Kesulitan untuk makan, minum, dan berbicara.

Jika penyebab spesifik Bell’s palsy dapat diidentifikasi, seperti infeksi, penyebab tersebut akan diobati. Jika tidak, gejala dirawat sesuai kebutuhan. Salah satu perawatan yang direkomendasikan untuk Bell’s palsy yaitu melindungi mata dari kekeringan di malam hari atau saat bekerja di depan layar komputer. 

Perawatan mata termasuk obat tetes mata di siang hari, salep sebelum tidur, atau menjaga kelembaban ruangan di malam hari. Perawatan ini membantu melindungi kornea agar tidak tergores, yang sangat penting untuk pengelolaan Bell’s palsy.

Dokter mungkin juga akan meresepkan perawatan lain untuk kondisi pengidap berdasarkan tingkat keparahan gejala dan riwayat kesehatan. Pilihan pengobatan lainnya termasuk:

  • Steroid untuk mengurangi peradangan.
  • Obat antivirus, seperti asiklovir.
  • Analgesik untuk menghilangkan rasa sakit.
  • Terapi fisik untuk merangsang saraf wajah.

Pencegahan Bell’s Palsy

Mulai gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan tinggi serat serta rutin berolahraga. Di samping itu, lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Referensi:

Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Bell’s Palsy

Medical News Today. Diakses pada 2022. Bell’s palsy: Causes, treatment, and symptoms.

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Bell’s palsy

Healthline. Diakses pada 2022. What Is Bell’s Palsy?

 National Institute of Neurological Disorder and Stroke. Diakses pada 2022. Bell’s Palsy Information Page

Leave A Reply

Your email address will not be published.